Tuesday 6 August 2013

MUDIK

Trend Mudik Lebaran (Indonesia Ku)

Lebaran 2 hari lagi, masyarakat indonesia melanjutkan tradisi mudik lebaran, sebagian jalan dikota – kota besar macet. Kemarin SB Yudhoyono menyampaikan melalui twitter yang sempat saya pahami bahwa *kepada pemudik untuk taat pada aturan jalan raya, agar kecelakaan lalu lintas setidaknya dapat berkurang, pemerintah bahkan menyiapkan angkutan kapal laut untuk kendaraan bermotor dibeberapa wilayah di indonesia*. Mudik lebaran ini mungkin sebagian orang menganggap trend, kebiasaan ataukah suatu keharusan untuk dapat mengingat tanah kelahiran, silaturahmi, saling maaf – memaafkan.



Saya orang udik, saya tinggal dikampung, makanya tidak perlu mudik.sudah hampir 4 tahun saya menetap dikampung tempat kelahiran,tempat tumbuh kembang istri saya. Tapi saya juga perlu memaafkan he he.. maksudnya minta maaf kepada kedua orang tua. Karenanya saya putuskan bersama anak laki – laki pertama saya, umurnya belum cukup 3 tahun, “yang kedua itu perempuan dan jangan salah saya suami  muda yang baik ehm mehm Cuma punya 2 anak keturunan ”. kami berangkat kerumah neneknya dengan sepeda motor matik.


Karena sekarang orang2 indonesia lagi mudik jadi kami ikut trend juga, kira2 cerita petualangan kami silaturahmi  2 hari menjelang lebaran 1434 H ini, seperti ini ; pukul 09.00 kami start meninggalkan kampung halaman menuju kampung halaman yang satunya(tempat kediaman orang tua). Jarak kira2 100 km begitu. Dalam perjalanan anak saya tengok kiri - kanan katanya “ bana’mobil”( banyak mobil katanya). Kujawab “lihat saja banyak mobil warna – warni, jangan salah y.. itu mobil, bukan pohon cemara, itu besi tidak dimakan”. Ok !


Sekitar 10 km jarak tempuh, kami mampir dirumah sanak keluarga dari ibu kandung saya, kalau daerah ini sepertinya sudah berubah ramai seperti pemukiman kota, ya.. sebuah kelurahan yang saya tinggal pergi sejak satu tahun terakhir ini. Disinilah tempat saya tumbuh besar menjadi dewasa, belajar dan mengenal dunia lebih dari sekedar rasa, dan karena rasa pria punya selera.’ciihuii.. maksud kami mampir disitu karena kakak kandung saya, memang masih menetap dirumah tante kami itu  sejak ia pulang dari rantau. Dan kami bermaksud mengajaknya untuk bisa sekalian silaturahmi dengan orang tua. Ajak mudik dia.. begitu !
Ternyata kakak saya tidak berada dirumah tante. Sehingga kami mengikuti petunjuk tante untuk mencarinya disekitar rawa tempat pemancingan ikan di daerah  pinggir kelurahan. Melewati jembatan putih, dari kejauhan  terlihat wajah marut rambut gonrong, menenteng tas besar berisi meriam rakitan dan alat pancing. Serta merta saya nyalakan klakson, beliau berbalik kearah kami. Rambut berantakannya dia rapikan kemudian marah-marah dan memaki saya. Itu dia karakternya,.. tidak mau diajak bicara, penindas dengan emosi yang labil, tapi dia tekun, pekerja kasar tapi keras, dia juga suka memberi(dermawan kalau istilah orang kaya). Awalnya beliau tidak bermaksud ikut kami karena itu, masih kurang betah tinggal dengan bapak kami.  Namun terpaksa saya harus memaksa dia untuk meminjamkan telpon genggamnya untuk menghubungi ibu, padahal kami mau  bikin kejutan. Tapi tidak jadi karena harus memberi kabar lebih dulu. Saya hubungi ibu, dan ibu berharap kakak saya bisa ikut. Dan pada waktunya sigondrong pun  angkat kaki dan membunyikan meriam rakitannya. pertanda keharusan ikut kami.


Kurang 15 menit waktu dhuhur untuk wilayah home base indonesia bagian tengah, kami tiba dirumah neneknya. Kami disambut anjing menganga bergigi taring, melompat kearah laju kendaraan. Saya menjauh tapi sigonrong sambil marah – marah mengusir anjing pemburuh milik almarhum kakek buyutnya.
Kemudian neneknya pun terbangun dan memeluk erat cucunya melepas rindu.ketika Saya hendak beralih kemasjid untuk menunaikan shalat dhuhur. Tiba – tiba saja adik tiri bapak saya dari kampung seberang, berteriak menjerit2 memaki2 suaminya diatas kendaraan menuju perapian neneknya. Ternyata dia baru saja terjatuh dan kaki terseleo sudah itu tertimpa tangga, tapi suaminya tidak mau menolong malahan dikira bercanda. Dia minta obat sama neneknya.


Saya turut berduka tapi saya harus lanjutkan aktivitas spritualisme saya.. shalat dhuhur.
 Karena shalat itu lebih penting dari segala –galanya didunia ini dan memang sudah ditentukan waktunya atas orang – orang beriman.~innasshalata kanat alalmu’minana kitabangmaukuta’~.

No comments:

Post a Comment