PROSEDUR DAKWAH 1#HUTANGBUDI
Keberhasilan dalam berdakwah
dapat dipengaruhi oleh banyak hal dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sikap balas budi dan berutangbudi baik
tersebut. Yang jika kita senantiasa menanamkan budi baik kita, kepada seseorang
yang pandai berbalas budi atau khalayak umum yang punya ideologi kekeluargaan,
maka Insya Allah mereka akan dengan mudah dan segera menjalankan islam yang
didakwahkan ini. Dan tetntunya dapat bekelanjutan secara terus – menerus.
Seseorang dapat menerima dakwah
kita karena amal kebaikan yang mereka lihat dari prilaku baik kita. Bukan
karena mereka sedang jengkel kepada kita, kadang kala seseorang membalas sikap
baik kita dengan kebaikan dan prilaku buruk dengan keburukan juga.
Dampak dari menunjukkan prilaku
terhadap seseorang ataupun umum itu sangat luar biasa. Karena dapat mengubah
cara pandang mereka terhadap diri kita dan terhadap suatu kebenaran islam yang
kita contoh dari Rasulullah.
Bisa saja kita katakan kepada
masyarakat umum bahwa “sesungguhnya yang paling baik diantara laki-laki adalah
yang paling baik kepada istri-istrinya”. Tapi bagaimana kemudian dampaknya
ketika kita mengatakan “Rasulullah bersabda: sesungguhnya yang paling baik
diantara laki-laki adalah yang paling baik kepada istri-istrinya” maka
dampaknya akan berbeda, itu karena Rasulullah yang telah memberikan dan dari
beliaulah yang menunjukkan jalan islam ini.
Berutang budi ini begitu penting
karena Rasulullahpun mengajarkan, lebih dari sekadar membalas budi, dalam
sebuah keterangan menjelaskan tentang cara beliau memperlakukan terhadap budi
baik seseorang, ‘bahwa siapa yang memberi 1 maka balaslah dengan memberinya 2
kali lipat’.
Kemudian apa yang membuat orang
merasa berutangbudi kepada kita. Coba baca dulu yang berikut ini ;
1)
Anggapan dan penilaian masyarakat.
Masyarakat akan merasa berutangbudi terhadap pribadi seseorang yang
berprilaku baik dibanding seseorang yang hanya menjadi perusuh yang membuat
onar dan sampah dimasyarakat.
Hal ini berkaitan dengan penilaian masyarakat, hanya saja penilaian
terkadang harus ditunjukkan dengan jumlah kuantitas yang diberikan kepada kita.
Maka anggapan dan penilaian tidak dibangun serta – merta. Itu merupakan jumlah totalitas sampai saat ini sejak
keberadaan kita didunia. Dalam proses dan rentang waktu yang ada.
Anggapan dan penilaian juga termasuk dalam cara berpakaian yang rapi dan
teratur untuk menunjukkan kesan menghargai. Dapat kita ketahui bahwa orang
menilai sejak 30 detik pertama.
Membangun anggapan baik itu memerlukan konsistensi, siapapun yang
konsisten berbudi baik maka masyarakat akan beranggapan baik terhadapnya.
Contoh konsistensi seorang Qori’ terhadap bacaan Al-Qur’an akan dianggap baik
dengan lantunan ayat –ayat suci al-Qur’an. Arifin ilham dengan dzikir atau
yusuf mansur dengan sedekah.
Jika anggapan baik telah melekat, maka penilaian akan datang dengan
sendirinya. Dan rasakan nikmatnya berdakwah jika masyarakat merasa berutang
budi pada kita.
2)
Sepenanggungan
Selain itu, orang akan merasa berutang budi apabila kita dan masyarakat
merasa sepenanggungan dalam kemuliaan
dan keberuntungan. Seorang muslim akan menanggung muslim
yang lain karena amal kebersamaan dibanding dengan yang non-muslim itu
karena berutang budi, orang menjadi sepenanggungan.
Sepenanggungan karena suku, sepenanggungan karena golongan,
sepenanggungan karena bahasa dan sebuah tim sepakbola akan sepenanggungan demi
suatu gelar dan pemenangan.
Maka ketika berdakwah maka carilah cara yang baik untuk sepenanggungan
dengan orang – orang yang didakwahi, sehingga kita tidak terkesan menggurui
tapi kita sama dalam kesenangan dan kesusahan.
3)
Kemahiran
Seringkali kita menjumpai diantara kita seorang yang mendakwahkan islam,
bahwa anggapan baik untuk dapat berutang budi yang jangka panjang tidak
dibangun dengan wujud kepura – puraan, utangbudi memang ada dengan sikap baik
sementara yang berwujud kepuraan namun akan bersifat sementara dan akan
mengakibatkan kekecewaan.
Dan yang terjadi pada orang – orang yang mendakwahkan agama, terlalu
mengutamakan dirinya dibandingkan apa yang disampaikan. Mengatakan yang tidak
pernah diamalkannya dan bertindak tidak sesuai dengan kemahirannya. Bicaranya
melebih –lebihkan pada suatu yang belum pernah dicapainya.
Kemahiran dapat melengkapi anggapan dan sikap sepenaggungan, karena itu
dapat mengekalkan utangbudi orang –orang terhadap kita hingga kita sudah tidak
ada lagi didunia ini.
Coba analisa budi baik mana antara kedua orang tua, dengan orang yang
hanya baru saat ini memberi hadiah karena suatu hal yang diinginkan dari kita.
Kemahiran memang dapat diperoleh dengan cara formal namun ada juga dengan
otodidak dengan pembiasaan diri dan pengajaran dari orang – orang yang peduli
pada kebaikan hidup kita, dan yang paling peduli biasanya yang paling dekat
yaitu orang tua.
Sekarang kita bisa bergegas untuk beramal juga dapat berbentuk menanamkan
budi pekerti dan prilaku baik berdasarkan islam ditengah masyarakat. Tetap
bijaksana lakukan pendekatan emosional, sedapat mungkin kita bisa terarah
menjadi ahli pada suatu bidang, bersabarlah ! semoga kita lebih mudah dalam
mendakwahkan islam ini.
No comments:
Post a Comment