SAYANG ! AKU PADAMU
SAYANG ! AKU PADAMU
Jika cinta dan sayang ! dia ,kami,
kamu, aku padamu maka kita akan dapati pada setiap hal walaupun berbeda konsep
dan kontesnya. Seperti banyak orang bahagia karenanya, atau dia yang
sengsara dalam nestapa karena cinta,
ya.. karena cinta seorang yang lemah jadi kuat, seorang yang puitis menjadi
romantis. Ataukah seorang yang ahli bisa menjadi nampak seperti pemula.
Jika sayang ! aku padamu akan terhapus
sikap pecundang menjadi pemberani,
membuat yang paling tangguh menjadi jinak – jinak merpati. Walau diseberang
lautan, gunungpun yang tinggi akan kudaki, seorang yang jauh akan datang karena
cinta, cinta pula yang menjadi harapan dalam keputus asaan seseorang.
Kemuliaan dalam cinta itu hanya ada
dalam cinta sejati, dia putih,suci seperti embun dipagi hari, seperti ciuman
diubun – ubun putramu adalah sebentuk kasih sayang tulus. Karunia cinta untuk
setiap kita dari Allah swt. Sumber segala kasih sayang yang menghiasi barat dan
timur serta yang ada diantara keduanya. Karena kebesaran dan kuasanya
berkehendak pada akal dan hati kita
untuk bisa merasa saling membutuhkan dan menyayangi. Tidak hanya untuk dicinta
tapi butuh untuk mencintai. Cinta adalah fitrah untuk keberadaan mahkluk yang
berpasangan, keberadaan manusia tidak sempurna tanpa cinta sebagai ciptaan
Allah SWT.
Dia yang Maha Cinta menciptakan manusia
dari ketiadaan ruang dan waktu, atas
Kuasa-Nya hendak menjadikan kita dengan segala bentuk yang sempurna dari segala
ciptaan,Ditiupkan-Nya roh yang membuat kita menjadi ada, kemudian dari darah
dan daging kita tumbuh menjadi penikmat pada segala hal duniawi, lezat makanan,
sejuk air hujan dipelimbahan, hangatnya terik mentari dipagi hari, jika Allah
tidak berkehendak mustahil semuanya ada pada diri kita, tidak lagi mustahil
tapi tak akan bisa. Hingga kata “tak bisa” juga tidak pernah ada.
Dari bentuk duniawi dimulai didalam
rahim yang gelap seorang ibu kita tumbuh
kembang, dengan diawali cahaya pernikahan mulia Ayah dan ibu, Mereka juga jadi
saksi perkembangan kita setiap saat. Nampak kebanggaan pada ayah, kegembiraan tergambar
dihati mereka menanti kehadiran kita sebagai insan yang baru didunia ini. Saat
– saat ayah sibuk mencari nafkah dalam usahanya untuk ibu dan anak – anaknya,
terkadang harus terusik dengan pertanyaan ‘ apakah mereka baik –baik saja ?’. sementara upah yang diterimanya semuanya
selalu untuk kita nantinya, tak jarang kita dapati mereka menahan lapar dahaga
dengan alasan anak-anak.
Ibu, berat jasamu tak mungkin terhitung
dengan apapun, meskipun harus kupapah sekian kali ke tanah suci. Semakin hari
kami membatasi dan memberatkan dengan tubuh yang membesar, hari – hari tak
pernah habis tanpa persiapan untuk kami, keinginanmu kau bahkan korbankan untuk
memakan makanan bergizi yang kau tidak sukai pada saat menjelang kelahiran,
keluarga besar bergembira. Ayah dan ibu menentukan nama yang baik untuk kita
dengan harapan garis tangan keberuntungan selalu memihak kita.
Hingga cinta yang tulus menghiasi
kelahiran kita. Kekhawatiran, rasa takut, senang melebur dalam detik – detik penantian mereka.
Bahagia karena yang datang adalah yang dinanti – nanti,khawatir karena proses
persalinan yang dijalani, takut karena ibarat satu kaki didalam lobang galian
liang lahat” jangan –jangan Allah memanggilnya dalam proses ini”. Sehingga ibu
tidak bisa menemani dan membimbing selalu untuk menjadi anak yang salih
shalihah. Setiap jeritannya adalah kecemasan seorang ayah yang menanti
selesainya proses persalinan. Untuk kelahiran kita, bagi seorang ayah itulah
saat – saat seolah waktu berhenti lama karena kita, dalam doanya terselip kata
pertaruhan “ saat ini tidak ada yang berarti kecuali kelahiran buah hatiku”.
Jerit tangis berkelanjutan, setiap
teriakan adalah sakit yang panjang menggambarkan nyawa yang tertahan. Demi buah
hati, nampak keberanian terhias diwajah peluhnya menjalani semua itu. Dan
lahirlah kita, suara nyaring menggema, diwajah basah penuh darah. Senyum
terhias merasakan kebahagiaan, padahal jeritannya baru saja usai tapi semua
hilang dengan lirih saat melihat wajah kita. Inilah Cinta dan sayang ! ayah
berlari menyambut, mengecup ibu dan mengumandangkan adzan ditelinga kita,
hilang sudah semua kecemasannya. Inilah cinta ! sayang, aku padamu.
Hangat cinta mereka mengiringi tumbuh
dan berkembangnya kita. Tangis kita begitu mengusik tidur mereka, tapi ibu
tetap terbangun untuk mengganti pakaian kita yang basah,kemudian kita pun
tenang bersama dengan belaiannya, selang beberapa saat sebelum mereka hampir
tertidur pulas kita pun rewel kembali, kali ini karena kita lapar. Dengan sabar
ibu yang baik menyusui kita dan kita pun tertidur kembali. Inilah cinta,
sayangnya dia ! untuk kita.
Seiring waktu berlalu kitapun beranjak
dewasa, terkadang kita mengeluh juga sering memaki, mereka mendengar dan
mencoba membantu masalah kita. Jika kita marah dengan suara lantang mereka
dengan tulus membalas dengan sabar dan nasihat baik mereka. Dunia dan kehidupan
dia ajarkan untuk kita, setiap kali selesai sholat. Dari lisan mulianya
tertutur berulang kali permintaan kepada Allah, agar kiranya kita sedap
dipandang, kelembutan hati dan juga kesalehan akhlak. Jika kita membentak
mereka terkadang bersedih hati, tapi keesokan harinya diperlihatkan wajah ceria
dan kembali menyiapkan makanan untuk kita. tanpa berpeluh kesah. Inilah kasih
sayang dan cinta.
Bersamaan dengan hal itu mari kita
sejenak merenungkan, ketulusan yang dia berikan itu tanpa meminta balasan,
pernahkah kita menghargai dan menghormatinya?. Pernahkah kita beri hadiah untuk
kebahagiannya? Walaupun itu berupa ucapan terima kasih dan suara sopan juga
sikap yang santun atas segala pengorbanan dan pemberiannya sepanjang hidup
kita?, kepada ayah , pernahkah kita meminta maaf atas segala salah dan khilaf
kita padanya. Ingatkah kita kepada mereka ketika kita mendapat keburuntungan
dan ingatkah pada mereka saat kita merasakan kebahagiaan?. Sesering apa kita
mendoakan mereka?, adakah doa untuk mereka jika kelak mereka dipanggil untuk
menghadap pada Pemilik cinta yang sesungguhnya, untuk mereka dapat ditempatkan
bersama dengan kekasih-kekasih-Nya.
Kita bawa pada perenungan yang lebih
dalam dan jauh, jangan sampai kita termasuk orang yang mengingkari nikmat cinta
dari Allh dan Rasulnya SAW. Mengaku cinta Rasul dan mengidolakan sebagaimana
mengakui sebagai toko terbaik sepanjang masa. Namun tidak ada sedikitpun
terbesit dalam hati untuk merindukannya. Padahal demi ummat yang dia cintai,
meskipun dia telah dijmin masuk surga tapi tidak rela jika ummatnya ditimpa
musibah, apalagi kekal didalam neraka.karena ummatnya, beliau dilempari kotoran
unta, kaki sampai berdarah karena batu, dimaki, dihina demi kita. Hingga akhir
usianya saat jiwa hendak berpisah dengan raga beliau masih mencemaskan dan
memikirkan kita,ummatnya melebihi diri dan keluarganya.
Saat
– saat beliau berkata “ummat’ummati’ummati” itu adalah hari terakhirnya
didunia. Jika bukan karena jalan dan petunjuknya tidak ada wasilah untuk kita
mengenal Allah penguasa cinta, yang telah menganugrahi kita kedua orang tua yang
baik dan penyayang didunia ini. Sebab itu kepada Allah lah seharusnya syukur
kita yang tak putus –putusnya. Dan kepada Rasulullah kita bershalawat yang
banyak sebagai bukti cinta kita. Kemudian kepadaa kedua orang tua kita atas
cinta dan sayang mereka.
Kita
lebih peduli kepada ajaran yang bukan dibawa oleh Rasulullah, demikian juga
kepada kedua orang tua bahwa kebaikan mereka kita anggap sebagai suatu yang
biasa dan wajar. Ketika masa baligh dalam puberitas menggejolak, kita lebih
peduli pada kata –kata media, mencontoh budaya lain dan ucapan orang lain
daripada nasihat orang tua.
Mungkin
saja pemeran utama dibalik layar media atau pendapat sekuler yang telah
berkembang ini, adalah orang – orang munafik, toko musyrik ataupun orang –
orang kafir, yang sengaja ingin menghancurkan islam ini denan cara halus dan
berbagai bentu yang mereka upayakan. Tumpuan ummat ini adalah pemuda maka
merekapun merasuki para pemuda dengan berbagai macam dalih, kemudian rusaklah
pemuda dan ummat ini. Mereka memberitahukan budaya hedonisme yang mereka dengan
alasan cinta. Tapi yang mereka maksud adalah nafsu yang binatangpun punya cara
itu, tapi sayangnya sebagian pemuda terperosok kedalamnya. Dengan indah mereka
bungkus budaya binatang mereka dengan semboyang – semboyang kebebasan dan
cinta. Padahal tak lain hanyalah budaya sampah yang berlabel propaganda, opini,
sehingga pemuda muslim terjerumus mengikuti mereka.
Jelasnya
mereka ingin menjauhkan pemuda dari islam, memberi anggapan bahwa pengajian itu
jadul, ketinggalan zaman, aturan Allah dianggap mengekang padahal nikmat yang
tak terbatas. Namun hal yang paling ereka khawatirkan adalah menyatunya antara
islam dan ummat muslimin terutama para pemuda, yang dapat terwujud ketika
Al-Qur’an dan As-sunnah ditanamkan dalam diri pribadi pemuda muslim dengan baik
dan kuat. Mudah –mudahan itu dapat terwujud hingga wajah buruk mereka tak mampu
mereka sembunyikan lagi dibalik topeng.
Konsekuensi
ketika melalui jalan yang Allah rhidoi yaitu islam secara kaffah adalah surga. Dan
selain itu adalah neraka, inilah balasan atas pilihan jalan hidup yang
ditentukan sendiri oleh manusia surga atau neraka atas ke-Maha Perkasaan Allah.
Islam adalah jalan kita, menyelesaikan persoalan hidup, sistem yang sempurna
yang mengajarkan untuk jangan menyembah kepada selain Allah.
Cinta itu suci, membahagiakan, tak ada
cinta yang berwujud nafsu, jika nafsu itu bukan cinta. Karena nafsu berbeda
dengan cinta. Cinta tidak rela membiarkan yang tercinta menderita, cinta penuh
dengan pertimbangan karena akal, sementara nafsu cenderung tak menggunakan akal
karena binatangpun punya nafsu. Jangan bilang cinta kalau harus hangus bersamaan
didalam neraka, tapi katakan cinta kalau rela dan sanggup mengamalkan ajaran
Rasulullah Muhammad SAW.
Akhirnya
kepada Allah kita memohon, Yaa Allah Tuhan yang Maha Penyayang dan Pengasih,
karuniakan kepada hati dan hati kami cinta yang benar, karena kami tahu neraka
itu panas, tapi kami sering lalai membiarkan diri – diri kami pada yang
dilarang oleh-Mu. Kami tahu bahwa sebaik – baik tempat adalah surga namun kami
tidak berusaha keras meraihnya. kami kadang lupa dan sombong, padahal semuanya
adalah milikmu yang dapat kau ambil kapan saja. Jarang sekali kami berbuat baik
kepada orang tua kami. Kami malah sering memaki mereka, membentak dan marah –
marah. padahal, Rhidomu ada pada rhido orang tua dan murka-Mu ada pada murka
mereka.
Yaa..
Allah Tuhan kami. Panjangkanlah umur mereka dengan rahmat-Mu, kuatkanlah kami
dalam kesadaran untuk dapat membalas sedikit kebaikan untuknya. Jangan biarkan
kami menyesali setelah mereka tidak lagi ada didunia ini. Ampunilah segala dosa mereka dan kasihanilah
mereka sebagaimana mereka mengasihi kami sejak kami kecil. Engkaulah Pemberi
tuabat dan Maha Penyayang. Kami tak dapat memberi banyak tentang apapun untuk
mereka, tapi terima doa kami dan golongkan kami bersama orang-orang yang shaleh
serta lapangkanlah hati kami dalam keshalehan itu. Karena untuk saat ini hanya
ini yang dapat kami hadiahkan untum mereka.
Minallah, wassalamu alaikum.
No comments:
Post a Comment